Call Center : 085345432016
PELAYANAN RAWAT JALAN   Senin - Jumat, 08.30 - 14.00 WITA

BERITA


Tuberkulosis (TBC), Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Penularan
Telah dilihat sebanyak 265 kali

Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru. Kondisi ini, kadang disebut juga dengan TB paru. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Bakteri tuberkulosis yang menyerang paru menyebabkan gangĻ€guan pernapasan, seperti batuk kronis dan sesak napas. Penderita TBC biasanya juga mengalami gejala lain seperti berkeringat di malam hari dan demam. Pengobatan penyakit tuberkulosis biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan dengan aturan minum obat yang ketat guna mencegah risiko terjadinya resistensi antibiotik. Jika tidak ditangani dengan segera, TBC dapat berakibat fatal. Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat menginfeksi bagian organ tubuh lainnya, seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah bening, atau selaput otak, kondisi ini dinamakan dengan TB ekstra paru.

 

Penyebab TBC (Tuberkulosis)

Tuberkulosis (TBC) disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyebar ketika seseorang menghirup percikan ludah (droplet) saat penderita TBC batuk, berbicara, bersin, tertawa, atau bernyanyi. Meski TBC dikategorikan sebagai penyakit menular, penularan penyakit ini tidak secepat pilek dan flu. Namun, ada beberapa kelompok yang berisiko tinggi tertular TBC, yaitu :

  1. Orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh.
  2. Petugas medis yang sering merawat penderita TBC.
  3. Orang lanjut usia (lansia) dan anak-anak.
  4. Pengguna NAPZA
  5. Penderita penyakit ginjal stadium lanjut.
  6. Orang yang mengalami kekurangan gizi.
  7. Penderita kecanduan alcohol.
  8. Perokok
  9. Orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, misalnya penderita HIV/AIDS, kanker, diabetes, orang yang menjalani transplantasi organ, dan lain sebagainya.
  10. Orang yang sedang dalam terapi obat imunosupresif, misalnya penderita lupus, psoriasis, rheumatoid arthritis, atau penyakit Crohn.
    1. Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien TB paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar dari pasien TB paru dengan BTA negatif. 

 

Risiko Penularan 

  1. Risiko penularan setiap tahunnya di tunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1%, berarti 10 (sepuluh) orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun. 
  2. ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-3%. 
  3. Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulin negatif menjadi positif.

 

Cara penularan 

  1. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif. 
  2. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. 
  3. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. 
  4. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. 
  5. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. 
  6. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

 

Gejala TBC (Tuberkulosis)

Pada TBC laten, penderita umumnya tidak mengalami gejala. Umumnya, penderita baru menyadari dirinya menderita tuberkulosis setelah menjalani pemeriksaan untuk penyakit lain. Sementara bagi penderita TBC aktif, gejala yang muncul dapat berupa :

  1. Batuk yang berlangsung lama (3 minggu atau lebih).
  2. Batuk biasanya disertai dengan dahak atau batuk darah.
  3. Nyeri dada saat bernapas atau batuk.
  4. Berkeringat di malam hari.
  5. Hilang nafsu makan.
  6. Penurunan berat badan.
  7. Demam dan menggigil.
  8. Kelelahan

 

Selain menyerang paru, TBC juga dapat menyerang selain paru. Berikut ini adalah contoh gejala yang muncul akibat penyakit TBC di luar paru, menurut organ yang terkena :

  1. Pembengkakan kelenjar getah beningbila terkena TBC kelenjar.
  2. Kencing berdarah pada TBC ginjal.
  3. Nyeri punggung pada TBC tulang belakang.
  4. Sakit kepala dan kejang bila terkena TBC di otak.
  5. Sakit perut hebat jika mengalami TBC usus.

 

Gejala Tuberkulosis pada Anak

Sementara itu, gejala TBC pada anak cenderung lebih sulit dikenali. Hal ini karena gejalanya tidak khas sehingga sering dianggap sebagai gejala penyakit lain. Berikut adalah gejala yang mungkin ditemukan pada penderita TBC anak, yakni :

  1. Batuk persisten selama lebih dari 2 minggu.
  2. Berat badan menurun dalam 2 bulan atau gagal tumbuh.
  3. Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati).
  4. Demam terus-menerus selama lebih dari 2 minggu.
  5. Anak tampak lemas (malaise) dan kurang aktif.
  6. Gejala tidak membaik meski telah diberikan antibiotik dan nutrisi.

 

Kapan Harus ke Dokter ?

Segera periksakan ke dokter jika Anda atau anak Anda mengalami gejala TBC, terutama jika tinggal bersama atau ada kontak erat dengan penderita TBC. Diagnosis dan pengobatan dini pada penyakit ini dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.

 

Pemeriksaan TBC (Tuberkulosis)

Jika pasien diduga mengalami TBC, dokter akan meminta pasien menjalani pemeriksaan dahak yang disebut pemeriksaan BTA. Pada kasus TBC pada organ selain paru, pemeriksaan BTA juga dapat dilakukan dengan menggunakan sampel selain dahak. Jika dokter membutuhkan hasil yang lebih spesifik, pasien akan dianjurkan untuk menjalani tes kultur BTA. Tes ini juga menggunakan sampel dahak pasien, tetapi memerlukan waktu yang lebih lama.

Selain pemeriksaan BTA, dokter dapat melakukan serangkaian pemeriksaan TBC lainnya untuk mendukung diagnosis, yaitu :

  1. Tes kulit mantoux atau tuberculin skin test.
  2. Tes darah IGRA (Interferon Gamma Release Assay).
  3. Bronkoskopi
  4. Foto Rontgen
  5. CT scan. 

 

Sumber :

  • Kemenkes RI. Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) : 2009
  • www.yankes.kemenkes.go.id

Kesehatan Wednesday, 04 October 2023