Wanggudu, 12 Juni 2024 - Hari ketiga sesi satu orientasi Pegawai Pemerintah
Perjanjian Kerja (PPPK) formasi umum untuk penempatan di Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) Rumah Sakit Konawe Utara, mengupas tuntas materi Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) serta penanganan Healthcare-Associated Infections
(HAIs). Materi ini disampaikan oleh pemateri Hartin HM, S.Kep.Ns, seorang
tenaga profesional di bidang keperawatan sekaligus petugas IPCN (Infection
Prevention Control Nurse) BLUD Rumah Sakit Konawe Utara.
Hartin memaparkan bahwa program PPI adalah kunci dalam menjaga keamanan dan
keselamatan pasien serta petugas kesehatan di rumah sakit. Ia menjelaskan
berbagai prosedur dan protokol yang harus dipatuhi, seperti cuci tangan,
penggunaan alat pelindung diri (APD), pengelolaan limbah medis, penggunaan Spill
Kit serta dekontaminasi dan sterilisasi peralatan.
Salah satu protokol utama
yang disampaikan Hartin adalah praktik cuci tangan yang benar, baik dengan
menggunakan sabun dan air mengalir maupun dengan menggunakan hand sanitizer
berbasis alkohol. Cuci tangan yang tepat harus dilakukan pada momen-momen
kritis seperti sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, sebelum melakukan
tindakan aseptik, serta setelah terpapar cairan tubuh pasien.
Selain itu, Hartin juga
memaparkan pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan
risiko yang dihadapi. APD seperti masker bedah, pelindung mata, gaun pelindung,
dan sarung tangan harus dikenakan saat melakukan tindakan yang berisiko terpajan
cairan tubuh pasien atau lingkungan yang terkontaminasi.
Pengelolaan limbah medis
juga menjadi perhatian khusus dalam program PPI. Hartin menjelaskan prosedur
pemilahan, pengumpulan, dan pembuangan limbah medis yang aman untuk mencegah
penyebaran infeksi. Ia juga menekankan pentingnya menggunakan Spill Kit untuk
membersihkan dan mendekontaminasi area yang terkontaminasi cairan tubuh atau
bahan infeksius lainnya.
Terakhir, Hartin
memaparkan protokol dekontaminasi dan sterilisasi peralatan medis yang
digunakan. Proses ini sangat penting untuk memastikan bahwa peralatan yang
digunakan dalam tindakan medis steril dan aman bagi pasien. Ia menjelaskan
berbagai metode sterilisasi seperti autoclaving, etilen oksida, dan radiasi,
serta prosedur yang harus diikuti dengan ketat.
"Program PPI bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran
infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk HAIs atau infeksi yang
diperoleh selama perawatan di rumah sakit," tegas Hartin dalam sesi
tersebut.
Hartin juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan rumah
sakit, sterilisasi instrumen medis, dan penanganan limbah medis secara tepat
untuk mencegah HAIs. Ia mengingatkan peserta untuk selalu waspada dan disiplin
dalam menerapkan praktik PPI demi keselamatan pasien dan petugas kesehatan di
BLUD RS Konawe Utara.
Selain itu, Hartin juga memaparkan cara penanganan yang tepat jika terjadi
kasus HAIs di rumah sakit, meliputi identifikasi sumber infeksi, pengisolasian
pasien, pemberian terapi antibiotik yang sesuai, serta pelaporan kepada tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) rumah sakit.
Para peserta orientasi PPPK mengikuti sesi ini dengan antusias. Mereka mengajukan pertanyaan dan berdiskusi secara aktif untuk memahami lebih dalam mengenai topik yang dibahas, terutama dalam konteks implementasi PPI dan penanganan HAIs di BLUD RS Konawe Utara.
Kesehatan Wednesday, 12 June 2024